Rabu, 03 Februari 2021

jangan alergi dengar kata khilafat

Bagi umat islam kata Khilafat memiliki makna yang begitu mendalam. Bila kita lihat sejarah masa setelah wafat Rasulullah saw maka tampuk kepemimpinan umat islam di pegang oleh Hadhrat Abu Bakar ra yang bergelar khalifah rasyidah atau Amirul Mu’minin.
Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw:
تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها،ثم تكون ملكًا عاضًا فيكون ما شاء الله أن يكون، ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها،ثم تكون ملكًا جبرية فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة، ثم سكت.

“Kenabian akan tetap berada diantara kalian selama Allah menghendaki. Kemudian akan berlaku masa khilafah yang mengikuti jejak kenabian (khilafah ‘ala minhajin-nubuwwah), dan akan tetap berada selama Allah berkehendak. Kemudian diikuti masa kerajaan yang merusak (mulkan ‘adhan), dan dia akan tetap berada selama Allah berkendak. Kemudian setelah itu akan muncul kerajaan lalim (mulkan jabbariyyah), dan akan tetap berada selama Allah berkehendak. Kemudian muncul kembali khilafah yang mengikuti jejak kenabian (khilafah ‘ala minhajin nubuwwah). (Musnad Ahmad)
Dari hadits tersebut institusi Khilafat merupakan suatu hal yang memang harus ada, untuk melanjutkan perjuangan yang telah ditanamkan oleh Rasulullah saw. 
Sudah menjadi hukum alam bahwa usia manusia itu terbatas, namun tugas menegakan syariat harus terus diupayakan sampai hari kiamat. 
Untuk itu Allah swt memilih penerus setelah wafatnya nabi yang disebut sebagai khalifah.
Lantas sudah berlalunya waktu yang begitu panjang, setelah masa 4 khalifah rasyidah, dan banyak negara berdiri sesuai dengan sistem pemerintahannya, masih perlukan Khilafat itu ditegakan kembali?
Jawabannya ada dalam surah an-nur:56

وَعَدَ اللَّهُ الَّذينَ آمَنوا مِنكُم وَعَمِلُوا الصّالِحاتِ لَيَستَخلِفَنَّهُم فِي الأَرضِ كَمَا استَخلَفَ الَّذينَ مِن قَبلِهِم

وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُم دينَهُمُ الَّذِي ارتَضىٰ لَهُم وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِن بَعدِ خَوفِهِم أَمنًا ۚ

يَعبُدونَني لا يُشرِكونَ بي شَيئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعدَ ذٰلِكَ فَأُولٰئِكَ هُمُ الفاسِقونَ

Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dari antara kamu dan berbuat amal shaleh, bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka itu khalifah di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelum mereka ; dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, yang telah Dia ridhai bagi mereka ; dan niscaya Dia akan menggantikan mereka sesudah ketakutan mereka dengan keamanan. Mereka akan menyembah Aku, dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan Aku. Dan barangsiapa ingkar sesudah itu, mereka itulah orang-orang yang durhaka. (Q.S An-Nuur [24]: 56)

Minggu, 28 Juni 2020

DAHSYATNYA MEMBERI!




Di suatu waktu saya olahraga badminton bersama teman-teman club. Saya mau mengganti grip handuk yang saya beli kemarin, tiba-tiba teman disebelah kiri saya  menanyakan "eh Danial sampean punya grip kah"? 

Spontan saya langsung kasihkan grip yang saya mau pasang di raket sendiri. "Ada ini mas sampean pake saja" , ujarku sambil mengulurkan grip ke beliau. 

Kemudian teman yang posisinya agak jauh menyahut, "itu grip handuk yang kurang halus pak, ini pake punya saya saja"! Dengan nada yang ramah, "Danial kalau mau ganti juga ini ambil saja punya saya ada banyak ini grip yang handuknya halus"! 

Belum sempat saya jawab iya atau tidak teman yang disebelah kanan saya  menawarkan grip nya!

Ujarnya "eh ini grip saya juga ada banyak, Danial kalau mau ambil saja" sambil membuka tas badmintonnya dan memilihkan grip yang halus handuknya.

Maklum lah, grip saya handuknya kasar dan murah. Akhirnya saya menerima grip dari teman yang terakhir karena posisi duduknya disebelah saya. Sementara teman yang awal menawari grip posisinya agak jauh. 

"Terima kasih banyak ya mas" ujarku sambil menerima uluran tangan yang memegang grip. 
Sambil memasang grip di raket, saya berucap dalam hati "MasyaAllah" luarbiasa karunia-MU, suatu hal yang kecil saja Engkau memberikan skenario dahsyat bagi orang yang mau berfikir! 
Memberi sesuatu itu tidak harus banyak jumlahnya atau bahkan menunggu kaya. 

Saya begitu yakin janji Allah itu pasti benar adanya. Ketika kita dengan ikhlas memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan, Allah akan kembalikan dengan berlipat ganda!
Firman Allah swt:
Siapakah yang mau memberi pinjaman suatu yang baik kepada Allah agar Dia nanti baginya melipatgandakannya melapangkan berlipat ganda, dan Allah me-nyempitkan dan dan kepada-Nya kamu akan dikembalikan.(Al-Baqarah:246)


Seperti pengalaman diatas, niat memberikan 1,malah dikembalikan 2 oleh Allah swt dengan cara yang luar isa! 😊😊😊😊

Salam berbagi saudara! 


Sabtu, 16 Mei 2020

Memberi pemahaman kepada orang lain itu terkadang tidak semudah mengucapkan obrolan sehari2. Terkadang kita harus memahami betul latar belakang orang yang kita ajak bicara.

Rabu, 06 Mei 2020

*Ketegaran Melawan Mental Miskin Akibat Corona*

Virus Corona masih menjadi perbincangan hangat di berbagai media. Bahkan ketenaranya melebihi drama korea yang digandrungi oleh para ibu2 milenia.

Berbagai dampak ditimbulkan akibat virus corona, salah satunya adalah dari segi ekonomi warga. Mulai PHK, dan tak sedikit juga yang kehilangan lahan usaha, kebutuhan pokok pun sudah kategori ganti harga jauh di atas harga biasanya. 

Berbagai keluhan masyarakat terdengar cukup bikin sesak dada, usaha bantuan pemerintah dari segala segi saat ini sebagai upaya solusi,namun pemerataan sampai ke lapisan masyarakat masih menjadi PR utama.
Banyak warga seolah olah menjadi yang paling terdampak dan paling menderita, sehingga tak jarang mereka menjadi garda utama untuk menerima bantuan padahal semestinya mereka bukan target utama.Masih banyak warga yang ribut karena tidak mendapatkan bantuan sosial(sembako).




Kisah Nenek Salomi Malaka dan Salomi Mapada dari Alor NTT mampu membuat ramai jagat maya atas aksinya menolak bantuan sembako yang di berikan sama pemerintah. Padahal nenek tersebut tercatat dalam kategori keluarga miskin dan memang beliau berhak mendapatkan bantuan. Bak seorang wanita perkasa nenek tersebut terang terangan menolak bantuan.
Hal tersebut tergambar dari sebuah vidio yang di unggah akun twittwer (@Aristariico,Jumat (1/5/2020). Dalam vidio tersebut tampak petugas sedang membagikan sembako dari Kemensos. Sembako akan di berikan kepada wanita tua. Namun wanita itu justru menolaknya.

Mama(ibu), jawab dlu kenapa tidak mau menerima bantuan dari pak presiden Jokowi melalui Kemensos? Ini ada tiap bulan bantuan telur dan beras kata pria tersebut".
Wanita itu pun menjawab, "saya usaha sendiri dulu, saya masih punya 10 jari dari Tuhan untuk tetap berusaha". 
Beliau tidak mau mendapatkan sesuatu dengan cuma-cuma dan tidak mengeluarkan tenaga. Meskipun sudah di paksa kembali oleh petugas namun  nenek tersebut tetap tidak mau menerima bantuan. 
Suatu sikap yang seperti kesatia dan jarang ada di dunia yang semakin tua ini. Seandainya semua warga memiliki sikap arif dan bijaksana seperti nenek saloma, pasti keadilan sosial akan tercipta.

Kisah nenek Salomi seharusnya mampu membuka mata hati kita, seberapa pantaskah kondisi kita untuk menerima bantuan dari pemerintah atau mungkin ada yang lebih berhak menerimanya, namun luput dari perhatian kita. 
Setelah kita renungkan tindakan nenek salomi dapat menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua. Seandainya semua merasa paling kurang, paling membutuhkan berarti dampaknya orang yang sungguh-sungguh membutuhkan tidak bakalan kebagian bantuan.
Seandainya kita masih sanggup berusaha sanggup membeli jangan ambil yang gratis. Biarlah orang lain yang lebih berhak mendapatkannya. Sungguh sebuah empati tentang kepedulian terhadap sesama yang diterapkan dengan kesungguhan hati.

Tuhan sudah memberikan banyak karunia dan berkah buat kita, tidak perlu lagi kita mengambil berkah yang orang lain punya. Tidak perlu kita merekayasa data yang ada tentang kehidupan kita. Mungkin ini merupakan cara Tuhan untuk menguji sejauh mana kepedulian dan keimanan kita. Bukankah Rasulullah selalu menghimbau dan mengajak sahabatnya agar selalu mencintai mereka yang kekurangan dari segi ekonomi.
Beliau Rasulullah Saw bersabda bahwa " **__Barang siapa meminta-minta padahal ia tidak fakir maka seakan-akan ia memakan bara api"._(Imam Ahmad) 

Sudah saatnya kita bangkit dan menyadari bahwa "tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah". Menjaga harga diri lebih baik dari pada menjatuhkan kehormatan demi sebuah sembako.
Pepatah Jawa mengatakan bahawa "urip iku kudu Urup".Hidup itu harus memberikan nyala dan manfaat bagi orang lain. Mergo urip iku mung sepisan, ora sak lawase. Nek ora Urup uripmu eman. Hidup itu harus bergerak maju dan progresif.
Hidup itu hanya sementara tidak selamanya, karena itu senantiasa menanam kebaikan agar senantiasa mempermudah langkah orang lain.
"Barang siapa menghilangkan kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari kiamat"

Endah Fitri R
Jagebob/Papua

Minggu, 26 April 2020

Sebuah renungan ditengah pandemi

Rasulullah saw pernah bersabda: hidup didunia ini seperti seorang musafir yang istirahat sebentar untuk minum. 
Begitulah istilahnya, sangat singkat lalu ia melanjutkan perjalanannya lagi.
Memang manusia itu diciptakan untuk tujuan yang sangat mulia,yaitu beribadah atau menyembah Allah swt. Dunia ini merupakan tempat untuk menanam segala macam kebaikan sampai kita bertemu Allah swt.
Namun manusia juga memiliki banyak kelemahan didalam dirinya. Untuk itu manusia hendaknya senantiasa memohon pertolongan kepada Allah swt setiap saat dalam menjalani kehidupannya itu.
Banyak sekali sarana2 yang Allah berikan kepada kita, kesemuanya itu sebenarnya untuk menunjang agar kita tidak tersesat dan meninggalkan tujuan hakiki hidup kita.
Salah satu sarana itu adalah panca indra kita. Kesemuanya itu sesunghuhnya supaya kita mampu menerima dan memahami pesan/petunjuk yang Allah berikan kepada kita. Namun karena lalai akan keindahan dunia dan seisinya membuat panca indra kita ini beralih fungsi. Sehingga lama kelamaan fungsi dari indra tersebut semakin hilang kemampuannya untuk menerima pesan Allah yang sangat halus.
Sudahkah kita memanfaatkan mata ini untuk melihat keagungan Allah dimana itu akan memmbuat kita semakin takjub dan menundukkan kepala untuk bersujud diharibaan-Nya?
Sudahkah lisan kita ini gunakan untuk membaca ayat-ayat suci-Nya?
Sudahkah telinga ini kita gunakan untuk mendengar nasihat2 penting dari para agamawan?
Sudahkah tangan dan kaki ini kita gunakan untuk melakukan amal2 kebaikan?
Mari kita renungi bersama jangan2 wabah yang tengah terjadi melanda dunia ini merupakan pesan Allah swt yang selama ini selalu diabaikan kita! Jangan2 wabah ini merupana bentuk kemarahan Allah swt karena manusia selalu melupakan-Nya!


Rabu, 22 April 2020

cita-citaku diuji oleh rintangan alam

Berbicara masalah pendidikan  di indonesia banyak sekali yang hal harus dikemukakan, mulai dari sistem belajar-mengajar, kurikulum, sampai pada ada tidaknya ujian nasional sebagai syarat suatu kelulusan siswa.
Menemukan formula terbaik dalam mengajarkan siswa untuk menjadi penerus generasi bangsa yang cerdas dan berkualitas memang masalah yang paling krusial saat ini. 
Belum lagi masalah kesejahteraan para guru, sarana prasarana penunjang kegiatan belajar-mengajar dan juga letak geografis suatu sekolah itu sendiri menjadi permasalahan tambahan yang tidak bisa juga diabaikan. 
Namun bagi seorang pelajar mereka belum mengerti akan permasalahan itu semua, yang mereka tau bahwa setiap hari diwajibkan untuk pergi ke sekolah, dan mendapatkan pelajaran yang berharga dari para guru.

Berbicara masalah geografis, ada satu sekolah menengah pertama di pedalaman distrik jagebob. Dimana para siswanya berasal dari empat kampung yang berdekatan. Jarak antar kampung disana sekitar 5 km dengan kondisi jalan diapit hutan belantara di kanan kirinya. Belum lagi saat musim penghujan datang, mereka harus berjuang melawan licin dan lengketnya lumpur merah disana. Ditambah lagi jika puncak musim hujan tiba, kerap kali jalanan banjir sampe 1-1,5 m dalamnya. 

Hal itu membuat meraka terlambat pergi ke sekolah. makanya mereka sering membawa pakaian ganti supaya seragam mereka tidak basah.

Kondisi jalan antara jagebob10-11
Foto by: Danial 

Dalam kondisi demikian saya melihat semangat mereka tidak pernah padam. bahkan tantangan itu dianggap oleh meraka menjadi suatu hal yang menyenangkan. Ini akan menjadi pelajaran hidup yang sangat berharga bagi kita. Ketika kita tengah menghadapi rintangan hidup yang begitu berat, hadapilah dengan senang hati, maka tantangan yang tadinya amat berat, akan  menjadi mudah dijalani.

Para siswa disana menganggap hal itu semua seperti biasa. Dan mereka tetap rajin ke sekolah. Seharusnya para siswa yang bersekolah di daerah perkotaan atau bersarana baik memiliki semangat yang lebih dari mereka. Karena perjuangannya tidak sesulit mereka yang ada di pedalaman.
Tidak jarang anak2 yang sekolah di pedalaman,ketika ia mampu melanjutkan sekolah di kota, biasanya ia mempunyai prestasi yang baik dan mampu mengalahkan anak2 yang dari kecil tidak pernah merasakan kerasnya perjuangan seperti mereka.

Adik-adik sekalian yang baik, ambillah pelajaran yang berharga dari semangat mereka. Teruslah belajar dengan baik, masa depan bangsa ini ditangan kalian. Diri kalian lah yang merugi tatkala kalian sekolah hanya sampai depan pintu gerbang sekolah. Dengan rajin ke sekolah saja, paling tidak kalian sudah jujur kepada orang tua dan diri kalian sendiri.

Salam semangat "izakod bekai izakod kai"
#Stayathome
#belajardirumah
#kerjadirumah


By: Danial
21-04-2020

jangan alergi dengar kata khilafat

Bagi umat islam kata Khilafat memiliki makna yang begitu mendalam. Bila kita lihat sejarah masa setelah wafat Rasulullah saw maka tampuk kep...